Friday, 9 September 2011

PO BARUNA kediri

Posting Tidak nyambug Dengan Po Baruna kediri
Cerita dulu kerja
Kebetulan saya asli Jawa
Timur dan pernah bekerja di
kota Tulungagung,
kandangnya Dahlia Indah.
Keterangan Mas Aloy ada
benarnya, tapi ada yang dikit
ingin saya koreksi.

Yang saya
tahu, PO Madjoe Utama
juga PO Madjoe Mapan ini
markasnya di kota Madiun.
Bus
ini berada di bawah satu grup
PO Cendana yang berbasis
di Madiun.
Setali tiga uang dengan Dahlia
Indah,Cendana Group ini
bus-busnya hampir seluruhnya
adalah bus bekas yang
dikaroseri ulang di
bengkelnya.

Di trayek
Madiun-Ponorogo dan Madiun-
Magetan, Cendana punya
bus-bus kecil yang jumlahnya
cukup banyak, bersaing
dengan PO Jaya yang pusatnya
di kota Ponorogo.
Cendana juga punya bus yang
ke Jakarta Lebakbulus.
Bus-bus di grup ini warna
dominannya hijau muda, putih
dan ungu.

Kalau ada teman-teman yang
menemukan bus dengan cat
Madjoe tapi tulisannya Dahlia
Indah bisa dipastikan
itu memang bus-bus yang
trayeknya sudah dibeli/dipakai
PO lain. Di Jawa Timur, praktik
jual-beli trayek ini
sangat jamak terjadi. Bahkan,
kasus pinjam trayek pun
ada.

Di rute Trenggalek-
Kediri-Surabaya, salah satu
pemainnya adalah PO Baruna
9satu bendera dengan bus
pata AC Setiawan yang
melayani trayek
Tulungagung-Surabaya).
Baruna yang melayani bus
kelas
ekonomi ini sejak beberapa
tahun terakhir kembang
kempis, karena kalah
bertsaing dengan PO yang
lebih
besar di rute yang sama
seperti Harapan Jaya, Sri
Lestari.

Belakangan, beberapa
izin trayek Baruna
dijual ke PO Restu, PO yang
berbasis di Malang.
Alhasil, bus-bus dengan warna
khas Restu, hijau-putih
sekarang banyak lalu-lalang di
jalur
Trenggalek-Surabaya dengan
menggunakan nama PO
Baruna.

Kasus yang sama juga terjadi
dengan PO Putra Jaya. Ini
PO kecil berbasis di
Tulungagung juga. Nyaris
semua
trayek tujuan Tulungagung-
Surabaya yang
dioperasikannya kini sudah
berpindah tangan ke
beberapa PO lain. begitu juga
bus-busnya, sebagian
ikut dijual. Tragis.
Anyway, Dahlia Indah ini
memang agesif dan spesialis
membeli bus-bus bekas dari
PO lain.

Salah satunya,
Dahlia membeli beberapa unit
bus eks buskota Nissan CB
Steady Safe kotak karoseri
New Armada hasil seitaan
dan lelangan BPPN. Di
markasnya di kota
Tulungagung,
Dahlia punya bengkel karoseri
yang bisa mendadani
bagian-bagian bus yang
keropos, las dan dempul
sana-sini, mesin dioprek, bisa
tokcer lagi.

Beberapa diantaranya, ada
yang masih setia melayani
rute Blitar-Lampung-
Pekanbaru.
Kasus Akuisisi oleh AKAS
Yang menarik, kasus jual-beli
trayek pun terjadi di
Jawa Timur karena motivasi
ekspansi yang terus kandas.
Cerita ini terjadi dengan PO
AKAS II (dulu, ketika
pemilik AKAS II, Probolinggo,
belum meninggal dan
terpecah menjadi tiga grup
baru seperti sekarang: AKAS
NNR, AKAS Green dan AKAS
ASRI).

AKAS berkali-kali berniat
masuk dengan membuka
trayek
di rute Surabaya-Kertosoni-
Kediri-Trenggalek (PP).
Tapi berkali-kali pula
keinginan itu kandas.
Para pengusaha bus yang
punya trayek di rute ini
khawatir, kekuatan modal
AKAS II dengan armadanya
yang
super banyak, bakal membuat
kue penumpang mereka
berkurang. Maklum, jalur
SBY-Trenggalek via Kertosono
ini termasuk jalur gemuk
penumpang di Jawa Timur.

Ada
puluhan PO besar-kecil
bertarung di rute ini.
AKAS II tak kurang akal. Dia
terus mengintip PO mana
yang sedang limbung. Sekitar
tahun 1990-an (saya
kuliah di Jember saat itu),
AKAS II berhasil
mengakuisisi izin trayek
sebuah bus berbasis di
Surabaya.

Maaf, saya lupa
nama PO-nya. Alhasil, AKAS
II pun dengan suksesnya
masuk di jalur ini.
Tahu apa yang terjadi? AKAS
menggebrak dengan
meluncurkan bus-bus
Mercedes Benz (OH Prima)
full AC
bertarif ekonomi. Semua jam
pemberangkatan bus AKAS II
di jalur ini, baik dari SBY
maupun Trenggalek selalu
diantri penumpang. Saya
termasuk yang betah
menunggu
jam bus ini lewat masuk kota
Kediri setiap saya hendak
menuju ke Jember, kembali ke
kampus selepas liburan
kuliah, lewat Surabaya. Tradisi
mengerahkan bus MB AC
ekonomi ini terus
dipertahankan sampai
sekarang dan
selalu penuh penumpang.


Sayangnya, jumlah armada
AKAS
II (sekarang dipegang AKAS
NNR) di jalur ini tak
kunjung bertambah.
DLLAJ Jawa Timur tak kunjung
menambah ini trayek.
Isunya, para pemain lama
yang eksis di jalur ini
memang tak menginginkan
AKAS NNR besar di jalur ini,
hehehe..
Pinjam trayek
Kasus pengusaha bus yang
saling pinjam atau kerjasama
pinjam trayek juga terjadi di
Jawa Timur. Kalau
teman-teman suka bepergian
melalui jalur selatan Jawa
Timur dari Trenggalek ke
Banyuwangi, akan
menemukan
bus-bus Harapan Jaya. Catnya
sama persisi dengan HJ
yang rute Blitar ke Jakarta,
kuning putih dengan warna
dominan oranye.

Tapi jangan
salah, bus-bus HJ ini
adalah armada milik PO
Tentrem, Malang (yang
sekarang
mulai berkibar dengan
mendirikan perusahaan
karoseri
di Malang!). Info dari orang
dalam di HJ, trayek tetap
atas nama (milik) HJ, tapi
Tentrem-lah yang
mengoperasikan sekaligus
menyiapkan armada bisnya.
Dari obrolan saya dengan
orang HJ, Tentrem sengaja
mengajak kerjasama dengan
Hj karena imej bus ini bagus
di mata konsumen bus
antarkota di jalur ini. Rata-
rata
load factor (meminjam istilah
di industri
penerbangan), juga cukup
bagus.
hanya melihat po baruna kediri di sore hari